KONDISI rumah-rumah di perkotaan cenderung rapat dan selalu berhimpitan dengan polusi. Tidak banyak lagi rumah yang besar dan memiliki halaman luas. Unsur kesehatan rumah pun terkadang terkesampingkan. Rumah tak lagi memiliki jendela dan ventilasi yang cukup sebagai elemen sirkulasi udara pada ruangan. Keduanya kadang tertutup rapat demi menanggulangi polusi udara di lingkungan sekitar rumah.
Haruskah yang seperti itu terjadi sepanjang hari?
Mau tak mau, tinggal di perkotaan terlebih kota dengan tingkat polusi tinggi harus selalu bersentuhan dengan polusi, baik udara maupun suara. Kita tentu tak ingin, polusi ini terus terasakan hingga ke dalam rumah. Untuk menanggulanginya, sebetulnya kita dapat membuat area penyangga hijau pada halaman rumah. Area ini tak harus luas, yang penting fungsinya maksimal.
Taman menjadi salah satu bentuk area penyangga itu. Taman dapat meredam debu yang beterbangan, meredam bising suara kendaraan, dan menjadikan udara yang masuk ke dalam rumah menjadi lebih segar. Ini antara lain karena tanaman-tanaman yang ada di taman menghasilkan oksigen yang berguna untuk kesejukan hunian.
Untuk membuat taman sebagai area penyangga, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.Salah satunya adalah pilihan jenis tanamannya. Taman yang memiliki banyak tanaman berdaun rimbun dapat menjadi area penyangga yang ideal. Ranting dan dedaunan rimbun dapat menyaring debu dan angin jalanan.
Aplikasinya misalnya, pilih jenis pepohonan yang memiliki tinggi lebih dari 60cm. Tanaman yang demikian dapat meredam suara bising dari luar, sebelum masuk ke dalam area bangunan rumah. Jenis pepohonan yang dapat dipilih diantaranya Rambutan, Mangga, Bambu, Washingtonia robusta, Ravenala Madagascariensis (pisang kipas), atau Tabebula.
Area penyangga tidak hanya pada halaman depan. Area atap juga bisa jadi penahan polusi, atau lebih populer dinamakan roof garden. Penahan dari kebisingan, radiasi ataupun panas matahari. Lapisan tanah serta tanaman di atap mereduksi polusi dari luar rumah. Tanaman yang bisa dipilih adalah dari jenis rumput-rumputan ataupun semak.
Sumber : Properti Kompas.com
Haruskah yang seperti itu terjadi sepanjang hari?
Mau tak mau, tinggal di perkotaan terlebih kota dengan tingkat polusi tinggi harus selalu bersentuhan dengan polusi, baik udara maupun suara. Kita tentu tak ingin, polusi ini terus terasakan hingga ke dalam rumah. Untuk menanggulanginya, sebetulnya kita dapat membuat area penyangga hijau pada halaman rumah. Area ini tak harus luas, yang penting fungsinya maksimal.
Taman menjadi salah satu bentuk area penyangga itu. Taman dapat meredam debu yang beterbangan, meredam bising suara kendaraan, dan menjadikan udara yang masuk ke dalam rumah menjadi lebih segar. Ini antara lain karena tanaman-tanaman yang ada di taman menghasilkan oksigen yang berguna untuk kesejukan hunian.
Untuk membuat taman sebagai area penyangga, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.Salah satunya adalah pilihan jenis tanamannya. Taman yang memiliki banyak tanaman berdaun rimbun dapat menjadi area penyangga yang ideal. Ranting dan dedaunan rimbun dapat menyaring debu dan angin jalanan.
Aplikasinya misalnya, pilih jenis pepohonan yang memiliki tinggi lebih dari 60cm. Tanaman yang demikian dapat meredam suara bising dari luar, sebelum masuk ke dalam area bangunan rumah. Jenis pepohonan yang dapat dipilih diantaranya Rambutan, Mangga, Bambu, Washingtonia robusta, Ravenala Madagascariensis (pisang kipas), atau Tabebula.
Area penyangga tidak hanya pada halaman depan. Area atap juga bisa jadi penahan polusi, atau lebih populer dinamakan roof garden. Penahan dari kebisingan, radiasi ataupun panas matahari. Lapisan tanah serta tanaman di atap mereduksi polusi dari luar rumah. Tanaman yang bisa dipilih adalah dari jenis rumput-rumputan ataupun semak.
Sumber : Properti Kompas.com
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar