Lamaran Menikah Makin Sering Dilakukan Perempuan

Bookmark and Share

Saat ini, perempuan menyatakan cinta lebih dulu sudah dianggap biasa. Bila harus menunggu seorang pria yang kebetulan pemalu untuk mengungkapkan perasaannya, mungkin Anda tak akan pernah tahu bagaimana peluang Anda untuk bisa bersamanya. Namun, bagaimana bila perempuan juga menjadi pihak yang melamar? Setujukah Anda dengan cara ini?

Dalam sebuah studi yang digelar oleh situs kencan online terbesar di Inggris, Swoon.co.uk, diungkapkan bahwa satu dari 10 perempuan melamar pasangannya untuk menikahinya. Sebanyak 75 persen dari mereka sebenarnya berharap pria (pasangannya) lah yang melakukan hal tersebut. Namun ketika pria melamar pasangannya, ternyata hanya satu dari lima pria yang melamar dengan cara klasik (berdiri di atas satu lutut sambil menyorongkan cincin pertunangan). Hal ini rupanya masih dianggap kurang oleh kaum perempuan.

"Ada beberapa alasan mengapa romantisme itu menghilang dari lamaran perkawinan," kata terapis hubungan dari Harley Street, Trevor Silvester. Ia menduga resesi telah memengaruhi keinginan banyak orang untuk melakukan hal tersebut.

"Ketika kondisi keuangan sedang sulit, orang cenderung sedikit menurunkan mimpi-mimpi mereka, dan ingin menemukan romantisme melalui cara yang lebih murah," katanya. Bahkan kegairahan dalam sesi lamaran itu pun mulai menghilang, terbukti tiga dari lima pria tidak ingin "getting down on one knee" saat melamar.

Namun, Silvester mengatakan bahwa ia senang melihat etiket lamaran perkawinan ini sudah kehilangan popularitasnya. Sebab hal ini menunjukkan bahwa makin banyak orang yang melamar dengan cara yang sungguh-sungguh, dengan cara yang menurut mereka benar. Yang penting, katanya, "Melamar lah ketika mood Anda sedang sempurna, maka hal itu akan menjadi momen yang romantis dan tidak terlupakan," ujarnya.

Polling yang digelar Swoon.co.uk juga menunjukkan bahwa orang Inggris senang melamar dengan cara spontan dan sederhana di rumah, dimana satu dari tiga orang menganggap sesi lamarannya sempurna.

Di Indonesia, tradisi melamar seperti ini memang tidak populer. Namun tidak berarti kaum perempuan tidak pernah menjadi pihak yang "melamar" lebih dulu. Banyak perempuan yang kerap mendesak pasangannya untuk segera menikahinya, karena berbagai alasan. Padahal cara ini tak ada romantis-romantisnya sama sekali. Betul, enggak?
kompas.com

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger