Perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti BlackBerry, iPhone, dan iPads membuat pekerjaan terbantu. Namun perangkat elektronik ini ternyata membuat pekerja wanita merasa tertekan. Mereka merasa kehidupan keluarga mereka terganggu dengan kehadiran perangkat elektronik tersebut.
Pekerja wanita merasa bersalah dua kali lebih banyak dibandingkan kaum Adam ketika rekan kerja mereka menghubunginya di rumah, meski komunikasi itu tak benar-benar mengganggu kehidupan keluarga mereka. Hasil ini berdasarkan survei yang mencakup lebih dari 1.000 pekerja AS yang diterbitkan di Journal Health and Social Behavior, Sabtu (12/3).
Menurut penulisnya, Paul Glavin, yang juga seorang kandidat doktor di bidang sosiologi di Universitas Toronto, para peneliti terkejut dengan perbedaan cara pria dan wanita menanggapinya secara emosional meski mereka sama-sama mahir dalam mengelola rumah dan pekerjaan. Perasaan bersalah mungkin dapat menjelaskan mengapa wanita merasa tertekan dibanding pria jika dihubungi di rumah.
“Kami meneliti tingkat pekerjaan yang benar-benar mengganggu, dan hasil kami berfokus pada pengendalian untuk semua faktor,” kata Glavin. “Pada akhir hari, satu-satunya yang tersisa adalah rasa bersalah, dan di sanalah stres datang. Kita hanya bisa berspekulasi tentang mengapa”.
Dalam survei ini, setiap peserta diminta untuk menggambarkan pekerjaannya dan kehidupan rumah seperti seberapa sering mereka dihubungi di rumah dengan pekerjaan mereka, kontak seperti apa yang menyebabkan konflik dengan tanggung jawab keluarga mereka, dan seberapa sering mereka diberi pekerjaan yang lebih dari biasanya yang mereka selesaikan dalam delapan jam sehari.
Para peneliti juga mengukur tekanan psikologis dengan menanyakan seberapa sering laki-laki atau perempuan merasa bersalah jika mereka mengalami kesulitan menjaga pikiran mereka pada tugas.
Satu teori, kata Glavin, adalah saat peran pekerjaan perempuan telah berubah secara dramatis, banyak yang masih terus berpandangan bahwa prioritas perempuan adalah di rumah dengan anak-anaknya. Dengan kata lain, meskipun kaum perempuan memenuhi tanggung jawab di rumah, mereka melihat diri mereka jauh dari ideal jika mereka membiarkan pekerjaan mengganggu waktu keluarga mereka.
Hal senada disampaikan Psikolog Leslie Connor, PhD. Menurutnya banyak kaum wanita generasinya yang memilih berada di rumah. Kaum wanita merasa bersalah jika berpikir dirinya tidak dapat melakukan sesuatu untuk anak-anak mereka seperti yang dilakukan ibu mereka.
Connor mengimbau kaum pria dan wanita dapat menetapkan batas-batas antara pekerjaan dan di rumah. Misalnya memeriksa email tidak lebih dari sekali dalam satu jam. Dan wanita harus realistis tentang pekerjaan, karena rasa bersalah sering muncul dari harapan yang tidak realistis, dari rasa percaya bahwa Anda harus melakukannya lebih ketika Anda sudah cukup banyak berbuat.
“Apa yang dapat Anda lakukan adalah terlibat sepenuhnya seperti yang Anda dapat ketika Anda di rumah,” katanya. “Duduklah di lantai dan membuat puzzle dengan anak Anda”.
Connor juga merekomendasikan meninggalkan BlackBerry di ruang lain untuk membatasi gangguan. “Ini terkait dengan kesejahteraan,” katanya. “Ini berdampak negatif pada kesehatan mental, dan stres memiliki implikasi bagi kesehatan fisik,” pungkasnya.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar