Pernikahan adalah tahapan hubungan yang paling rumit dari semua hubungan asmara, namun di sisi lain pernikahan juga hubungan yang saling melengkapi satu sama lain. Ketika sepasang kekasih menikah, mereka cenderung berpikir bahwa pernikahan adalah jalan untuk mempersatukan dua insan berbeda. Sejalan dengan pernikahan tersebut, permasalahan yang dihadapi lambat laun akan teratasi.
Sebenarnya bukan pernikahan yang membuat satu sama lain saling memperbaiki hubungan dan melengkapi. Terlebih kemauan dari kedua belah pihaklah yang membuat hubungan semakin baik.
Namun bagaimana jika suami Anda temperamen? Ada beberapa orang yang bilang, sifat temperamennya akan hilang jika ia sudah menikah. Kenyataannya sampai Anda berumah tangga pun masih saja ia sering marah-marah tidak jelas. Jadi, gimana sih cara menghadapi suami temperamen yang sangat Anda cintai itu?
1. Berhenti merajuk
Rajukan adalah suatu hal yang sangat menyebalkan bagi tipe suami temperamen. Ada kalanya memang sebagai sosok wanita sangat ingin dimanja, tetapi pria macam ini akan sangat jengkel dan mudah emosi jika melihat Anda merajuk.
Tips: tunjukkan sikap bahwa Anda adalah sosok mandiri yang kuat. Coba cari celah untuk bermanja-manja dengannya. Mungkin Anda bisa bertanya pada dirinya sikap nyaman yang mana yang membuat si dia ingin selalu memanjakan Anda. Dialog dengan kepala dingin akan membuat si dia bahagia dan merasa dihormati sebagai sosok pemimpin keluarga.
2. Positif thinking!
Normalnya jika si dia mulai marah tanpa alasan dan mulai merembet ke mana-mana Anda akan terpancing pula. Namun tetaplah berpikir positif. Ia butuh waktu untuk berpikir dari sisi Anda dan dia. Ia memang harus belajar mengendalikan emosinya, namun emosi tidak bisa dibalas dengan emosi.
Tips: dekati dia dan belai dengan sentuhan lembut tangan Anda ketika emosi dia mulai naik. Tunjukkan bahwa Anda mengerti dan memahaminya. Jangan balas dengan cercaan pertanyaan dan emosi yang meninggi pula. Kontak fisik, akan membantunya merasa lebih tenang. Belai punggungnya perlahan dari atas ke bawah, ini akan membuatnya lebih tenang.
3. Momen kebersamaan
Susun kegiatan bersama yang menyenangkan setiap weekend. Bukan hanya liburan bersama yang akan menjadi rutinitas, namun sebuah momen di mana kebersamaan adalah yang paling penting di dalamnya. Semakin dekat Anda dan dia, semakin mudah pula memahami dan menyelami perasaannya.
Kunci yang harus selalu Anda pegang adalah: kesabaran. Seseorang memang bisa berubah, namun butuh waktu yang cukup lama karena ia masih harus belajar beberapa hal untuk menyesuaikan diri. Jadi, jika suami Anda temperamen, jangan terburu meninggalkannya dan mengucapkan kata “cerai”. People’s change, and you can change them
Sebenarnya bukan pernikahan yang membuat satu sama lain saling memperbaiki hubungan dan melengkapi. Terlebih kemauan dari kedua belah pihaklah yang membuat hubungan semakin baik.
Namun bagaimana jika suami Anda temperamen? Ada beberapa orang yang bilang, sifat temperamennya akan hilang jika ia sudah menikah. Kenyataannya sampai Anda berumah tangga pun masih saja ia sering marah-marah tidak jelas. Jadi, gimana sih cara menghadapi suami temperamen yang sangat Anda cintai itu?
1. Berhenti merajuk
Rajukan adalah suatu hal yang sangat menyebalkan bagi tipe suami temperamen. Ada kalanya memang sebagai sosok wanita sangat ingin dimanja, tetapi pria macam ini akan sangat jengkel dan mudah emosi jika melihat Anda merajuk.
Tips: tunjukkan sikap bahwa Anda adalah sosok mandiri yang kuat. Coba cari celah untuk bermanja-manja dengannya. Mungkin Anda bisa bertanya pada dirinya sikap nyaman yang mana yang membuat si dia ingin selalu memanjakan Anda. Dialog dengan kepala dingin akan membuat si dia bahagia dan merasa dihormati sebagai sosok pemimpin keluarga.
2. Positif thinking!
Normalnya jika si dia mulai marah tanpa alasan dan mulai merembet ke mana-mana Anda akan terpancing pula. Namun tetaplah berpikir positif. Ia butuh waktu untuk berpikir dari sisi Anda dan dia. Ia memang harus belajar mengendalikan emosinya, namun emosi tidak bisa dibalas dengan emosi.
Tips: dekati dia dan belai dengan sentuhan lembut tangan Anda ketika emosi dia mulai naik. Tunjukkan bahwa Anda mengerti dan memahaminya. Jangan balas dengan cercaan pertanyaan dan emosi yang meninggi pula. Kontak fisik, akan membantunya merasa lebih tenang. Belai punggungnya perlahan dari atas ke bawah, ini akan membuatnya lebih tenang.
3. Momen kebersamaan
Susun kegiatan bersama yang menyenangkan setiap weekend. Bukan hanya liburan bersama yang akan menjadi rutinitas, namun sebuah momen di mana kebersamaan adalah yang paling penting di dalamnya. Semakin dekat Anda dan dia, semakin mudah pula memahami dan menyelami perasaannya.
Kunci yang harus selalu Anda pegang adalah: kesabaran. Seseorang memang bisa berubah, namun butuh waktu yang cukup lama karena ia masih harus belajar beberapa hal untuk menyesuaikan diri. Jadi, jika suami Anda temperamen, jangan terburu meninggalkannya dan mengucapkan kata “cerai”. People’s change, and you can change them
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar