Direktur Utama PT Pelindo II Richard Jose Lino menuturkan, jika biaya logistik tidak segera dibenahi, terutama
"Biaya logistik dari
Bahkan, biaya logistik dari
Ketidakmampuan pelabuhan di
Lino mengakui, pelabuhan Tanjung Priok relatif lebih siap menghadapi perjanjian perdagangan bebas (FTA) Asean-China. Waktu tunggu di Priok hanya dalam kisaran tiga jam, sementara di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya misalnya bisa mencapai tujuh hari.
Tingkat biaya pelabuhan yang masih tinggi juga ditunjang dengan masih dimonopolinya jasa Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) oleh satu koperasi. Lino menjelaskan, biaya bongkar muat di Papua bisa mencapai Rp 1 juta per orang.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengaku akan membawa pekerjaan rumah tersebut ke rapat kabinet menteri ekonomi dalam waktu dekat ini. "Masalahnya, hingga saat ini masih banyak biaya liar di luar jasa pelabuhan. Biasanya, di setiap pelabuhan ada oknum-oknum," kata dia.
Masih tingginya biaya logistik
Selain pembenahan pelabuhan, dia mengakui, pekan depan akan menemui kalangan perbankan untuk membicarakan biaya bunga yang masih tinggi.
Sementara itu, untuk meningkatkan kesiapan pelabuhan Tanjung Priok menghadapi FTA Asean-China, Pelindo II akan menambah investasi untuk mendatangkan crane di dermaga.
Rencananya, tahun depan akan ada peresmian tambahan investasi 13 crane yang akan didatangkan pada triwulan ketiga tahun ini. "Penambahan investasi crane di dermaga mendukung target kami untuk zero waiting time di tahun 2011," kata Lino. Dan semakin cepat akan semakin baik apalagi kalau same day delivery.
Gencarnya investasi dan perbaikan, baik sistem maupun fasilitas di Priok, menurut Hidayat, perlu ditiru oleh pelabuhan di
bisnis.vivanews.com
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar