All About Pariwisata Bali - Panduan yang Mau Liburan ke Bali 4

Bookmark and Share

~~~Bali dalam gambar~~~






Anda tahu burung Bangau kan? Nah di Desa PETULU, Ubud sekitar 10 menit drive dari central Ubud, terdapat sekumpulan burung bangau ini. Bangau atau Ibis atau bahasa Bali-nya KOKOKAN hidup dengan damai dipohon2 yg ada di desa Petulu tanpa diganggu sedikitpun. 

Menurut cerita Masyarakat sekitar, kokokan ini mulai bersarang di desa Petulu sejak th 1965.
Burung Kokokan yg ada di desa Petulu memiliki warna badan putih dengan punggung dan wajah coklat. Mereka hidup dipohon2 yg ada disepanjang jalan desa sampai depan Pura Desa Adat Petulu (3 km). Kokokan akan ada disini mulai sasih (bulan Bali) kelima sampai kesanga (bulan ke-5 s/d ke-9) atau dalam masehinya Oktober-Maret. Periode ini ribuan ekor burung kokokan akan membuat sarang, bertelur, mengeramkan telurnya sampai menetas, dan bulan Maret anak2 kokoan sudah mulai bisa terbang. Periode April-September, populasi Kokokan yg terlihat disini jumlahnya berkurang siang hari. Mungkin mereka terbang ke daerah lain utk mencari makanan. Dan saat senja sekitar jam 5.30, mereka akan kembali lagi ke desa Petulu. Jadi paling enak kalo mau lihat ribuan burung kokokan di Petulu adalah periode Oktober-Maret. Jika kita berkunjung kesini, jangan lupa untuk menaruh sejumlah uang kecil sbg donation terhadap desa dikotak yg telah disediakan di Pos Penjagaan ujung desa. Kita akan sangat beruntung jika saat main ke Petulu bisa melihat kokokan yg berwarna hitam. Menurut penduduk desa, jumlahnya cuman 2 ekor, dan mereka adalah pemimpin dari ribuan kokokan di Petulu. Katanya sih itu pertanda good luck..!!!


Pura Desa dan pura Puseh desa adat Batuan adalah tempat suci yg dimiliki oleh warga desa adat Batuan, Sukawati, Gianyar. Kedua pura ini adalah bagian dari konsep “Kahyangan Tiga” yg diajarkan oleh Mpu Kuturan sekitar abad ke-10 kepada masyarakat hindu Bali kala itu. Pura yg termasuk Kahyangan Tiga adalah Pura Desa sbg tempat pemujaan Dewa Brahma, Pura Puseh utk pemujaan Dewa Wisnu, dan Pura Dalem untuk pemujaan Dewa Siwa.

Pura Desa & Puseh Batuan ini didirikan pada tahun isaka 944 (1020 Masehi). Hampir mencapai 1000 tahun umurnya. Tidak semua bangunan yg ada disini itu bangunan lama, ada beberapa yg telah mengalami renovasi. Bangunan meru, bale-bale, kori agung, dan patung-patung yg ada menunjukan betapa kentalnya ornamen Bali di pura ini.

Diareal parkir pura, kita bisa melihat sebuah stage yg merupakan tempat dilakukannya pertunjukan tarian berupa Tari Gambuh. Kemudian dihalaman tengah pura terdapat satu bale panjang yg disebut dgn Bale Agung dan Bale Kulkul (kentongan). Dihalaman ini juga terdapat sebuah pintu masuk tinggi khas Bali yg disebut Kori Agung, yg diapit oleh banyak patung2 penjaga berbentuk patung2 raksasa. Fungsi Kori Agung adalah pintu tempat keluar masuknya para dewa yg disimbolkan dengan arca2 berupa pratima (patung kecil). Disebelah kori agung terdapat 2 pintu kecil sbg tempat keluar masuknya umat kedalam halaman utama pura. Dihalaman utama pura terdapat beberapa bale pengiyasan dan meru tumpang tiga sbg simbol dari pura Besakih. Terdapat juga bangunan Padmasana sbg tempat pemujaan kepada Sang Hyang Widhi.
Jika kita pengen tahu patung-patung kuno yg ada di pura ini, silahkan melihat di halaman belakang yg berupa Wantilan Purbakala. Disinilah patung2 tersebut disimpan. Pegang aja, pasti akan kerasa beda jenis batu yg digunakan dengan batu yg ada jaman sekarang…lebih keras.

Lokasi pura ini adalah setelah Pasar Seni Sukawati. Bisa juga melalui desa Celuk. Sebagai bentuk respect terhadap adat saat kita memasuki sebuah kawasan suci, pengunjung diwajibkan memakai kain yg telah disediakan oleh para pecalang desa. Disini tidak ada tiket masuk, tapi berupa donation. Jadi jangan lupa untuk memasukan donation (Rp.10.000.- biasanya) kedalam kotak donation yg telah disediakan. Dana ini akan sangat membantu untuk menjaga kelestarian kawasan suci ini.

di copas dr berbagai sumber
kompas.com

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger